<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar/8272941076160663136?origin\x3dhttp://rakoonelf.blogspot.com', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>
ALOHA
Post
Me ?
Way Out
Credits
+ follow Dashboard
a mind before "priority"
Sabtu, 21 Maret 201516.14

              Semalam adik kost saya curhat panjang, tentang pacarnya yang tidak jelas... kuliah tidak jelas, kabar tidak jelas, hubungan yang semrawut dan segala macam. Saya cuman diam, dan bicara jika dia minta... saya sih sadar, kapasitas saya kan cuman mbak mbak kost yah lebih tua. bukan seseorang yang penting. tapi ketika dia bertanya...
"Mbak, gimana sih caranya serius sama satu orang ? yakin gitu sama satu orang"
Tiba tiba hati saya jadi tergelitik, saya baru sadar juga kalau saya bisa yakin dengan orang tanpa adanya tips dan trik, terlebih lagi pertanyaan yang dia lontarkan memiliki dua maksud ... "serius" dan "yakin"
menjalani hubungan serius dengan seseorang itu mudah, cari saja trik dan tipsnya di google.
kuncinya cuman satu ... "ngga usah macam macam"
tapi untuk "yakin", duh. Its another long story to go, dik.

            Jauh sebelum saya menobatkan Pria yang saya sanding ini sebagai "Orang yang tepat", kami mengalami banyak hal. Terutama saya.
Seperti banyak gadis di luar sana, saya sering bingung apakah dia ini orang yang tepat untuk saya, apakah dia ini benar benar baik ? sejauh apa sih.
Dan tidak jarang saya terkadang tanya pada google.
   "Tanda tanda jodoh"
   "Ciri ciri jodoh"
   "Test jodoh"
bayangkan betapa desperate nya saya mencari tahu sampai saya terlihat seperti orang bodoh di depan Google. Tapi walau bagaimanapun, saya dengan mudah percaya dengan hasil searching saya.
Jujur saja, saya tidak tahu bagaimana caranya bisa "yakin" dengan seseorang, sampai adik kost saya bertanya semalam.
Nah, kali ini saya mau berbagi apa yang saya alami... semoga bisa menjadi pertimbangan gadis lain yang sedang "mencari". tapi tenang saja, tidak akan ada tips dan trik kok di postingan saya kali ini.

Sejauh ini, pacaran yang paling serius dan saya perjuangkan adalah kali ini, ini bukan serta merta karena faktor umur dan tingkat kedewasaan saja. Ini juga karena orang yang saya ajak pacaran... saya tidak akan mau sejauh ini jika saya pacaran dengan orang yang salah.
ya, pacaran kami bisa dianggap adem ayem, jarang muncul masalah yang terlalu serius...
Saya akui, dia adalah orang pertama yang membuat saya bahagia dengan cara berbeda,
berbeda dengan apa yang orang tua saya biasa lakukan, tepatnya cara yang berbeda dalam memperlakukan uang untuk kebahagiaan
jika orang tua saya lebih senang menghabiskan uang untuk berlama lama menikmati suasana di rumah makan
kami lebih senang piknik di taman tengah kota semarang dan menyimpan uang yang akan kami habiskan untuk hal lain.
jika orang tua saya lebih senang berpergian dengan kendaraan pribadi
kami lebih senang menggunakan transportasi publik dan mencoba banyak hal.
jika orang tua saya lebih senang wisata di tempat yang dekat dan penginapan yang bagus
kami lebih senang merancang initerary untuk agenda wisata yang jauh dan tenda.
dan tidak ada yang salah dari kami maupun orang tua saya, yang ada hanyalah perbedaan
dan saya terkesima oleh cara dia menikmati uang.

dan juga saya terkesima bagaimana dia merancang masa depan untuk kami berdua.
salah satu pertimbangan saya mau melangkah lebih nyata dengan dia, adalah rencana masa depan.
dimana dia akan mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan cita citanya,
dimana saya akan berperan penuh sebagai istri, ibu dan pengusaha muda di rumah kami nanti.
dimana uang tidak begitu menjadi masalah bagi kami berdua.
semuanya begitu sempurna, dan saya pun berusaha memberi dukungan dari manapun
untuk menjadikan rencana masa depan kami nyata.

dan lama kami mempercayai rencana tersebut.
dan lama kami sudah begitu dekat dengan rencana tersebut.

sampai kami lupa
bahwa terdapat faktor takdir dan keberuntungan yang berjalan dengan rencana.

sampai saya pun lupa.
bahwa pertimbangan yang saya bawa untuk serius adalah salah satunya rencana tersebut.

dan seperti yang saya katakan di postingan sebelumnya
Tuhan ternyata memiliki selera humor juga
rencana tersebut tidak berjalan pada waktunya, setidaknya sekarang.

Lalu
Bagaimana dengan pertimbangan saya ?
Saya kan bisa saja berlagak salah dan meninggalkannya.
Bagaimana bisa saya punya fikiran seperti itu ?

Saya mencintainya, jelas
dan tidak ada keraguan untuk itu
tapi ketika rencana masa depan tersebut tidak berjalan, saya jadi bertanya apakah benar saya ini tulus mencintainya ?

Saya tidak berani bicara dengan siapapun, termasuk ibu saya sekalipun.
tetapi saya diam diam melihat Ibuk, saya memperhatikannya
selama ini, bukan uang bapak yang ibuk selalu ceritakan
tapi betapa bersyukurnya ibuk terhadap bapak, sosok kepala keluarga yang walaupun kuno dan tidak ekspresif,
tetapi bertanggung jawab pada anak dan istrinya. itu yang ibuk banggakan, setiap kali suasana mengajaknya bicara tentang bapak.

lalu saya melihat dia, lagi
dengan semua indera saya terbuka
Hati dan Logika juga saya sertakan
saya melihat dia secara utuh.
Maukah saya bersama dia, dalam keadaan paling buruk sekalipun ?

Dia,
Pria yang saya temui di kampus, yang kurang lebih dua tahun ini mau berkomitmen dengan saya
Saya melihatnya tulus saat merawat saya dikala sakit,
dia tulus menjemput saya pulang dari sertifikasi selam dimana saya luar biasa hitam.
memberi saya arahan saat saya hilang arah, memberi saran yang terbaik saat saya meminta
memberi saya tawa saat saya tidak ingin tertawa sekalipun.
dia memberi saya apa yang saya butuhkan, dan lebih sering hal tersebut tepat pada waktunya.
dan dia juga, tulus memarahi saya ketika saya berbuat salah
saya tidak merasakan drama juga palsu.
dia tulus menerima saya.

Dia bukan Pria yang sempurna dalam fisik
begitu juga saya.
Dia bukan Pria yang sempurna dalam bertingkah laku
begitu juga saya.
Dia bukan Pria yang sangat pintar
begitu juga saya.
Dia bukan Pria dengan ekonomi berlimpah
begitu juga saya.

dan begitu juga saya seterusnya, jika saya mau tahu diri.

Apa yang saya lihat dari dia ?
Kebahagiaan, karena selama ini ketika bersamanya, saya bahagia luar dalam.

Dan begitu pada akhirnya, salah satu pertimbangan yang saya hapus dan gantikan dengan pertimbangan yang baru. Saya memuja caranya memperlakukan setiap kesempatan dan izin Tuhan yang diberikan padanya, bukan apa yang dia miliki secara material ataupun fisik... itulah salah satu pertimbangan kenapa saya mau menikah denganya.
dan bahkan sekarang saya sudah tidak sabar untuk memulai hidup bersama.

Saya berkali kali mengucap syukur, karena salah satu misteri yang di janjikan tuhan semakin dekat saya pecahkan. sementara di luar sana masih banyak gadis yang mempunyai masalah seperti adik kost saya.
Jadi, untuk banyak gadis di luar sana... saya tahu Tuhan punya cara masing masing untuk menjawab setiap pertanyaan umatnya, tapi siapa tahu... cara saya berbagi cerita kali ini, merupakan salah satu cara dari Tuhan untuk menjawab pertanyaan yakin atau tidak yakin, ya ?
coba lihat kekasih anda seutuhnya dan tanyakan
Maukah kamu, hidup denganya dengan keadaan paling buruk sekalipun ?

Sekali lagi, terimakasih kekasih
sudah hadir secepat ini :)