Untuk Siapa ?
Senin, 03 Februari 201410.05
Wohooooooooooohooo~
Untuk Siapa ? Siapa ? lah SIAAAAPAAAAA ?
fufu, postingan kali ini sedikit serius, karena kalau semisal gue ngebahas ginian tapi pake nada ngeblog yang sama dengan sebelumnya... FEELNSYA NGGA NANGKEP ! so here we go. sudah semester 4 juga nih gue... masa iya mau ngebahas anime mulu. mumumumumumumu. so, enjoy !
another side of me (aciye aciye aciyeeee)
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Lucu melihat bagaimana manusia hidup diluar sana, entah mereka berjalan sendiri atau berpasangan, mereka hidup dengan cara mereka sendiri, mereka melihat dunia dengan mata mereka sendiri... yang pasti, mereka bukanlah mahluk yang bisa hidup sendiri, sifat individualis hanya muncul sesaat, tapi manusia mutlak makhluk sosial, mereka butuh manusia lain. Mereka butuh teman, entah itu teman minum kopi, teman dalam kriminal, teman dalam hidup, tetapi... mereka mempunyai arti yang berbeda untuk pasangan mereka sendiri.
Untuk Siapa ? Siapa ? lah SIAAAAPAAAAA ?
fufu, postingan kali ini sedikit serius, karena kalau semisal gue ngebahas ginian tapi pake nada ngeblog yang sama dengan sebelumnya... FEELNSYA NGGA NANGKEP ! so here we go. sudah semester 4 juga nih gue... masa iya mau ngebahas anime mulu. mumumumumumumu. so, enjoy !
another side of me (aciye aciye aciyeeee)

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Lucu melihat bagaimana manusia hidup diluar sana, entah mereka berjalan sendiri atau berpasangan, mereka hidup dengan cara mereka sendiri, mereka melihat dunia dengan mata mereka sendiri... yang pasti, mereka bukanlah mahluk yang bisa hidup sendiri, sifat individualis hanya muncul sesaat, tapi manusia mutlak makhluk sosial, mereka butuh manusia lain. Mereka butuh teman, entah itu teman minum kopi, teman dalam kriminal, teman dalam hidup, tetapi... mereka mempunyai arti yang berbeda untuk pasangan mereka sendiri.
Mungkin
di sudut suatu desa, mondar mandir gadis belia menghadap kaca untuk memeriksa
sapuan merah di bibirnya. Pasanganya akan datang sebentar lagi, pasangan yang
membuatnya melayang layang setiap kali keluar kata kata manis. Pasangan yang
membuatnya berbohong pada ibunya setiap malam, bukan hanya malam minggu tetapi
juga malam malam setelah pulang sekolah. Di benaknya dia hanya ingin bertemu
pasangan, walaupun tidak ada yang perlu di obrolkan, walaupun dia sudah hafal
semua kata kata manis pasanganya. Hanya untuk
mendengar pujian kecil dan bersentuhan kulit saja cukup. Walau dia ragu akankah kata manis itu benar
adanya, atau hafalan semata. Dia tidak peduli, yang dia tau. Kata kata manis
itu terasa manis dan bersentuhan kulit itu menimbulkan getaran orgasme kecil.
Mungkin
di sudut suatu kota, asap rokok memenuhi tempat tinggal seorang wanita cukup umur untuk
menikah, dengan gontai dia menatap datar pasanganya, tetapi tak pernah terbesit
sekalipun tentang menikah, walaupun dia telah tinggal bersama pasanganya untuk
waktu yang lama. Yang dia tau, pasanganya hanyalah teman untuk melenguh dan
mendesah bersama di setiap malam. Tidak perlu ikatan suci yang sering digemborkan
orang di luar sana, apalagi kepercayaan kesetiaan dan apapun itu namanya, asalkan
pasanganya tidak menularkan penyakit kelamin, dan setiap malam pasanganya
melaksanakan tugas, dia cukup melenguh sekenanya saja sudah cukup. Begitu
prinsip hidupnya, sambil menghisap rokok.
Mungkin
di sudut bangunan agama, laki laki paruh baya memandang nanar langit berawan,
dia memikirkan betapa sempurna simpul yang terbentuk dari senyum gadis anak
teman orang tuanya. Untuk pertama kalinya dia jatuh cinta, untuk pertama
kalinya dia berfikir tentang bagaimana mendapat tiga detik sudut mata seorang
gadis. Bayangan tentang betapa indahnya keluarga yang di binanya dengan sang
gadis. Semuanya sempurna, walau dia ragu apakah gadis tersebut adalah wanita
yang baik, ibu yang baik, istri yang baik, menantu yang baik, atau bahkan teman
yang baik. Dia tidak pernah peduli, yang dia tau, dia berfikir tentang gadis
itu sepanjang hari dan di hari hari berikutnya. Tanpa dia befikir, apakah gadis
tersebut sudi denganya.
Mungkin
di sudut suatu kantor, wanita paruh baya memandang foto gadis kecil dengan datar. Di tangan kirinya
tergeletak Handphone, sudah ratusan kali dia menelefon pasangan resminya
tentang perkara siapa yang menjemput gadis kecil di sekolah. Dia tau pasangan
resminya sedang bersama wanita matre lain, dia tidak peduli. Yang dia peduli,
pasangan resminya masih sudi bersanding denganya di depan kolega, di depan
umum. Masih mau memberikan senyum setiap bertemu tetangga dan keluarganya. Entah
setelah itu pasangan resminya mau tidur dengan wanita lain di setiap malam,
menghabiskan uangnya untuk merasakan terbang. Dia tidak peduli, yang dia tau,
di depan semua orang, dia adalah wanita baik baik dengan keluarga harmonis.
Mungkin
di sudut suatu rumah, seorang istri mencuci baju anak ke tiganya yang masih
bayi, terbesit beribu ribu rencana di kepalanya. Tentang keuangan keluarganya
bulan ini, tentang penyebab kulit merah pada leher anak perempuanya, tentang
peringkat akademik anak pertamanya, tentang hidangan malam ini dan satu minggu
ke depan. Sementara sang suami, hanya merasakan perhatianya di setiap pagi,
setiap istri mengenakan dasi. Sang Istri lupa, bagaimana pekerjaan suaminya,
apakah suaminya bahagia di kantor, apakah suaminya mendapatkan bonus di akhir
pekan. Apakah suaminya mendapat teguran dari bosnya lagi. Atau mengapa suaminya
tidak pernah meminta lenguhanya di
setiap malam lagi. Dia tidak peduli, yang dia tau, dia ibu yang baik untuk anak
anaknya.
Tepat
di sudut suatu kamar, seorang perempuan menunggu pesan singkat pasanganya
dengan tenang, terkadang dia melamun, bimbang dengan rencana hidupnya atau
dengan bodohnya terlintas pertanyaan ‘untuk apa’, untuk apa dia mati matian
mengejar peringkat akademik, untuk apa dia terus belajar menjahit, untuk apa
dia menjaga pola makannya, untuk apa dia mengoleskan krim anti jerawat krim
anti kusam dari dokter bukan spesialis kulit yang matrealistis setiap malam. Jawaban
untuk apa memang jelas, tetapi sama sekali tidak memberikan kepuasan klimaks. Terdengar
biasa saja, terdengar membosankan, terkadang mengingatkan kepada motivator di
TV yang secara gamblang mempengaruhi orang. Perempuan itu tetap saja tidak
merasakan apa apa, perempuan itu butuh orgasme kecil. Tetapi jika pertanyaan
Untuk Apa diganti dengan Untuk Siapa. Jawaban yang lebih menggairahkan muncul, beribu ribu kali dia merasakan orgasme kecil
dari pasanganya yang jauh di kota lain. Sama dengan gadis belia di sudut suatu
desa yang mungkin sedang memandang kaca, perempuan ini merasakan orgasme kecil
ketika pasanganya bercerita tentang bagaimana menyatukan dua rencana masa depan
menjadi satu, tenang bagaimana dia akan menunggu dengan sabar pasanganya pulang
bekerja, tentang bagaimana dia akan punya rumah dengan halaman yang luas yang
dipakai mengobrol setiap sore dengan pasanganya. Tentang bagaimana dia akan
menyusuri sudut setiap negara bergandengan tangan dengan pasanganya. Tentang
bagaimana dia akan menemani pasanganya dalam keadaan apapun, entah itu
menyantap indomie bulgogi ataupun bulgogi asli. Tentang bagaimana pasanganya
memberikan dada yang bidang untuk dia bersandar dan berceloteh. Yang membedakan
dia dengan gadis belia (yang masih saja mondar mandir di depan kaca) dia tahu
bahwa semua yang pasanganya katakan itu benar adanya, bukan sekedar hafalan
bukan sekedar terasa manis. Pasanganya ini bukan laki laki biadab seperti di
luar sana, pasanganya bisa dipercaya. Memikirkan jarak yang menjadi penghalang,
kepercayaan, kesetiaan, dan jambang pasanganya yang tebal saja, perempuan ini
mencapai orgasme yang lebih besar dari skala kecil. Terkadang setelah melihat last seen pasanganya, perempuan ini berfikir,
apakah tidak terlalu berlebihan. Kenapa tidak teruntuk ibu yang melahirkanya,
untuk ayah yang memberinya makan, untuk saudara perempuan yang pernah mengusap
tangisnya dulu. Kenapa untuk pasanganya ? Dengan cepat perempuan ini mendapat
alasan yang dirasa logis, karena dengan pasanganya dia akan menua bersama. Perempuan
ini tolol, bahkan dia tidak tau apakah Tuhan mengijinkan atau tidak, apakah
benar dia ini bagian dari tulang rusuk pasanganya (jika saja bisa di telusuri,
pasti dia sudah datang ke dokter paling handal dan paling matrealistis). Tidak ada
kepastian untuk itu, dia tidak peduli, yang dia tau. Saat ini, dia akan menjadi
pasangan yang baik untuk pasanganya, satu
satunya lelaki yang bisa memberinya orgasme hebat untuk terus bergairah dalam
hidupnya.
Teruntuk : Cancerizky Radityo.